Awal masuk ke Indonesia

Ikan Red Devil bukanlah spesies asli Indonesia. Namun, ikan ganas ini sudah banyak muncul di perairan air tawar Tanah Air sejak puluhan tahun lalu.

Dilansir dari CNBC (3/8) peneliti mencatat ikan Red Devil masuk ke Indonesia sekitar 1990-an. Lalu dibawa dari Malaysia dan Singapura dan disebar di beberapa waduk buatan di Indonesia.

Peneliti juga menemukan bahwa ikan Red Devil sengaja dilepas di perairan Indonesia oleh para penggemar ikan hias. Pelepasan ikan ini diklaim tanpa pengkajian yang jelas sehingga berakibat populasi Red Devil meluas dengan cepat sampai mendominasi dan merusak beberapa perairan.

Fakta Ikan Red Devil:

Termasuk ikan predator

Red Devil dikenal sebagai karnivora, meskipun sebenarnya ikan ini adalah hewan pemakan segala atau omnivora. Selain memakan ikan-ikan kecil, mereka juga memakan cacing dan tumbuhan akuatik.

"Sebagai ikan yang bersifat predator, ikan iblis akan memangsa ikan yang lebih kecil yang sebagian besar mangsanya tersebut bisa jadi adalah benih-benih ikan endemik asli perairan tersebut," jelas Darmawan Setia Budi S.Pi., M.Si., dosen Prodi Akuakultur SIKIA Banyuwangi UNAIR dalam laman resmi UNAIR.

3. Awal masuk ke Indonesia

Ikan Red Devil bukanlah spesies asli Indonesia. Namun, ikan ganas ini sudah banyak muncul di perairan air tawar Tanah Air sejak puluhan tahun lalu.

Dilansir dari CNBC (3/8) peneliti mencatat ikan Red Devil masuk ke Indonesia sekitar 1990-an, dibawa dari Malaysia dan Singapura lalu disebar di beberapa waduk buatan di Indonesia.

Peneliti juga menemukan bahwa ikan Red Devil sengaja dilepas di perairan Indonesia oleh para penggemar ikan hias. Pelepasan ikan ini diklaim tanpa pengkajian yang jelas sehingga berakibat populasi Red Devil meluas dengan cepat sampai mendominasi dan merusak beberapa perairan.

Ciri fisik ikan red devil

Red devil cichlid memiliki banyak variasi struktur tubuhnya. Di alam liar seringkali warnanya cokelat tua hingga abu-abu. Itu dipengaruhi pembauran dengan lingkungan alamnya. Ada juga yang tetap tampak berwarna merah cerah. Beberapa ikan red devil memiliki ekor dan sirip berujung hitam. Mulutnya tebal dan kenyal, berwarna hitam atau oranye.

Ikan ini dikenal sebagai salah satu jenis cichlid yang paling ganas dan agresif. Mengutip Fishkeeping World, dinamai sebagai red devil, karena memiliki gigi besar, rahang kuat, dan perilaku agresif. Red devil semasa tumbuh bisa hidup bersama ikan lainnya. Tapi, saat dewasa red devil akan menyerang atau memangsa ikan spesies lain yang berukuran lebih kecil.

Red devil suka menghuni perairan terbuka dan jarang ditemukan di sungai. Ikan red devil menyukai dasar pasir halus yang banyak tempat persembunyian di antara batu dan kayu. Biasanya ikan red devil ditemukan di area bebatuan dan batang kayu yang terendam.

Gigi besar dan rahang kuat menunjukkan, spesies ini pemangsa atau predator. Red devil memakan ikan kecil, siput, larva serangga, cacing, dan organisme di bagian bawah air lainnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Ikan Red Devil bukanlah fauna asli Indonesia. Ikan ini sempat membuat heboh karena muncul di Danau Toba dan mengganggu ekosistem asli di danau kebanggaan masyarakat Sumatra Utara ini.

Jika melihat penampakannya, ikan Red Devil memiliki rupa yang cantik dan cocok untuk dikoleksi. Inilah yang membuat beberapa penghobi ikan menjadikan Red Devil sebagai salah satu ikan hias.

Namun di balik rupanya yang cantik, Red Devil adalah spesies ikan berbahaya yang siap memangsa ikan-ikan lainnya. Apalagi jenis ikan ini tergolong cepat berkembang biak dan sanggup beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal Mula Ikan Red Devil di Indonesia

Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, ikan ini bukanlah spesies asli dari Indonesia. Meski demikian, ikan ganas ini sudah dapat dengan mudah ditemukan di perairan air tawar Tanah Air. Peneliti mengungkapkan bahwa ikan yang memiliki gigi tajam ini sudah masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 1990-an, dibawa dari Singapura dan Malaysia lalu disebarkan di beberapa waduk buatan di Indonesia.

Peneliti juga mengungkapkan bahwa banyak ikan merah cantik yang dengan sengaja dilepas di perairan Indonesia oleh para penggemar ikan hias dengan berbagai alasan yang salah satunya adalah keganasan dari ikan ini. Pelepasan ikan ini dilakukan tanpa pengkajian yang jelas sehingga mengakibatkan populasi ikan red devil di alam liar meluas dengan cepat, bahkan hingga mendominasi serta merusak perairan tersebut.

Ikan Hias yang Bisa Dikonsumsi

Berbeda dengan jenis ikan hias lain, ikan red devil tergolong sebagai jenis ikan yang bisa dikonsumsi. ikan ini juga memiliki kandungan Asam Amino dan protein yang tinggi serta sangat baik untuk dikonsumsi baik oleh berbagai kalangan baik anak-anak hingga ibu hamil. Bahkan beberapa orang menyebut jika rasa dari ikan ini lebih enak jika dijadikan sebagai olahan kripik, difillet, dan digoreng.

Red devil memangsa ikan endemik Danau Toba

Dari penjelasan sebelumnya, kamu sudah tahu kalau red devil gak segan melukai dan membunuh ikan lain. Nah, perilaku agresifnya tersebut sempat memicu masalah di perairan Danau Toba pada April 2022 lalu.

Kemunculan Amphilophus labiatus di danau vulkanik tersebut diduga karena dilepas sembarangan oleh masyarakat sekitar. Mungkin terlihat sepele, tapi pada kenyataannya red devil yang lepas telah memangsa ikan-ikan endemik di Danau Toba.

Spesies Amphilophus labiatus sendiri adalah golongan omnivor. Kamu bisa memberikannya sayur dan daging, seperti cacing ataupun jangkrik. Namun, karena sifatnya yang agresif juga memungkinkan mereka memangsa ikan-ikan yang berukuran lebih kecil.

Para setan merah lantas menjadi spesies invasif di Danau Toba. Kalau dibiarkan begitu saja, tentu akan menyebabkan populasi ikan endemik menjadi berkurang. Untungnya, masyarakat setempat sudah mengerahkan upaya dengan menangkap ikan-ikan ganas tersebut guna menjaga keseimbangan ekosistem.

Siapa yang menyangka ikan secantik red devil ternyata mampu menyebabkan kerusakan di Danau Toba. Maka dari itu, buat kamu yang memelihara ikan hias, jangan sembarangan melepasnya, ya! Ada baiknya, kamu memberi ikan tersebut ke sesama penghobi ataupun menjualnya di online shop.

Baca Juga: 5 Fakta Ikan Batak, Ikan Asli Danau Toba yang Terancam Punah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

TEMPO.CO, Jakarta - Ikan red devil (Amphilophus labiatus) berasal dari Amerika Tengah yang besar. Panjangnya ikan ini bisa mencapai sekitar 38 sentimeter saat dewasa, dilansir Animal World.

Dibutuhkan sekitar 3 tahun untuk spesies mencapai ukuran penuhnya. Walaupun begitu, ikan red devil betina sudah bisa bertelur saat berukuran 15 sentimeter. Rentang hidup ikan ini hingga 12 tahun usianya. Red devil cichlid ditemukan di Amerika Tengah dekat lereng Atlantik di Nikaragua. Red Devil berhabitat di Danau Nikaragua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sampai pertengahan 1980-an ada sekitar 100 ekor lebih spesies yang dideskripsikan di bawah genus Cichlasoma. Tapi, dalam beberapa waktu ini, telah ditentukan red devil tak lagi cocok dalam genus itu.

Sejenis ikan lou han yang berasal dari Nikaragua

Mendengar nama red devil mungkin membuatmu bertanya-tanya, jenis ikan apa itu? Jadi, si ikan setan merah mempunyai nama ilmiah Amphilophus labiatus. Nah, genus dari red devil sama dengan ikan lou han, yaitu Amphilophus, sehingga membuat keduanya masih berkerabat.

Selain itu, red devil bukan berasal dari Indonesia, melainkan Amerika Tengah. Secara spesifik, ikan setan merah merupakan spesies endemik dari perairan Nikaragua, seperti Danau Nikaragua, Danau Xiloa, dan Danau Managua.

Amphilophus labiatus lebih sering mendiami perairan air tawar berupa danau ketimbang sungai. Selain itu, Seriously Fish menyebutkan bahwa spesies ini umumnya ditemukan di perairan berbatu tempat mereka kerap berenang di antara celah-celah batu tersebut.

Tempat asal ikan Red Devil

Dihimpun dari data detikEdu, ikan Red Devil yang memiliki nama latin Cichlasoma labiatum adalah spesies ikan asal Danau Managua dan Danau Nikaragua di Amerika Tengah. Awalnya, ikan ini dikenalkan sebagai ikan hias di Indonesia.

Di beberapa daerah di Indonesia, ikan Red Devil kerap disebut setan merah, ikan oscar, louhan merah, dan nonong.

Meski memiliki warna yang cantik dan figur seperti ikan lohan, ikan Red Devil bukanlah ikan yang bisa dipelihara. Ikan ini memiliki sifat agresif dan pemakan segala.

Dalam Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia ikan itu disebut sebagai ikan predator yang amat rakus.

Red devil tergolong ikan akuarium yang kuat

Menurut Aquarium Source, red devil disukai banyak penggemar ikan hias karena kepribadiannya. Mereka mampu membangun sebuah relasi dengan pemiliknya dan bahkan bisa memohon-mohon diberi makan layaknya tingkah seekor anjing.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Terlepas dari sifatnya itu, si setan merah adalah ikan yang tangguh, lho! Meskipun begitu, kamu perlu memerhatikan beberapa hal agar mereka dapat tumbuh maksimal.

Pertama, pastikan ukuran akuarium cukup besar untuk ruang gerak red devil karena mereka adalah perenang yang aktif. Aquarium Source menyarankan bahwa kamu bisa memilih akuarium dengan ukuran 180x70x70 cm atau lebih.

Di samping itu, memperhatikan suhu dan tingkat keasaman air akuarium juga gak kalah penting. Usahakan temperatur air berada pada kisaran 21–26 derajat Celsius dan pH 6–8.